Hijau Bumi Alam Lestari!
Rhacophorus reinwardtii green-form |
Pukul 23.00 WIB dan saya masih belum merasa mengantuk. Mungkin banyak orang yang sudah lelap dalam tidur agar besok pagi, 9 Maret 2016, dapat bangun pagi untuk menyaksikan gerhana matahari. Akibat terlalu sibuk menganggur mengakibatkan saya sering tidur siang dan membuat saya betah melek hingga pagi hari. Mengisi malam, kembali saya menulis artikel tentang keanekaragaman hayati yang ada di Purbalingga. Artikel kali ini akan membahas katak yang banyak orang mungkin merasa jijik, sebagian lagi ingin mencium, dan sebagian lagi ingin memakannya.
Rhacophorus reinwardtii white-form |
Sekilas saja, sering kita dengar istilah katak dan kodok dan banyak orang yang salah mengartikannya. secara biologi katak memiliki permukaan kulit yang halus dan basah, sedangkan kodok memiliki permukaan kulit yang kasar dan cenderung kering. Katak yang akan saya bahas kali ini adalah Katak Pohon Hijau (Rhacophorus reinwardtii).
Rhacophorus reinwardtii memiliki warna tubuh bagian atas hijau sedangkan warna bagian bawah tubuh kuning hingga jingga. Katak jantan memiliki ukuran SVL (snout to vent length) 4-5 cm, sedangkan betina memiliki ukuran SVL 5.5-8 cm. Selaput jari berwarna hitam dengan corak biru. Dalam keadaan tenang permukaan kulit bagian katak ini berwarna putih gelap dan akan berubah menjadi hijau apabila merasa terganggu. Katak ini disebut juga Green Flying Frog, nama ini diambil karena kemampuan katak ini yang mampu melayang atau gliding dari pohon satu ke pohon yang lain. Kemampuan ini didapat karena katak ini memiliki selaput atau web pada sela-sela jari kaki yang penuh dari pangkal hingga ujung jari sehingga dapat digunakan sebagai sayap ketika melompat dan memaksimalkan daya jangkau lompatannya.
Selaput jari pada Rhacophorus reinwardtii |
Katak ini memiliki hidup di daerah hutan sekunder dan mampu hidup di dekat permukiman manusia yang dekat dengan hutan. Meskipun katak ini tergolong memiliki cakupan habitat yang cukup luas, namun katak ini memiliki resiko kepunahan yang tinggi. Akhir-akhir ini banyak orang yang mencari katak ini untuk dijual dan dijadikan hewan peliharaan.
Sekedar pertanyaan dan pribadi saya saja, apa yang membuat kalian para kolektor bangga mengambil hewan dari alam liar untuk dipelihara? Bukankan akan lebih menyenangkan melihat mereka melompat-lompat dan bernyanyi di dalam habitat alami mereka? Apakah kita memiliki hak untuk memisahkan mereka dari sanak keluarga mereka? Mungkin hal ini dapat menjadi renungan kita bersama.
Hijau Bumi Alam Lestari!
0 comments :
Post a Comment