Leptophryne borbonica |
Dikarenakan belum sempat mengeksplor Purbalingga dari sisi yang lain, jadi saya masih akan berkutat di kekayaan hayati yang ada di Purbalingga. Postingan kali ini akan berpindah sedikit dari postingan sebelumnya, Katak Pohon Jawa, karena akan membahas tentang kodok. Kodok yang akan saya bahas kali ini adalah Kodok Jam Pasir (Leptophryne borbonica).
Mungkin dari namanya orang akan menganggap kodok ini memiliki bentuk tubuh yang menyerupai jam pasir yang berbentuk cembung di bagian atas dan bawah dan menyempit di bagian tengah. Namun istilah jam pasir bukan diambil dari bentuk tubuh kodok ini, namun diambil dari tanda lahir yang ada di punggung kodok ini yang menyerupai jam pasir.
Bercak hitam "X" pada punggung L. borbonica |
Kodok berukuran kecil ini memiliki permukaan kulit yang kasar berwana coklat kehitaman dan beberapa bercak hitam. Di punggunnya terdapat bercak hitam yang membentuk "jam pasir" atau dalam beberapa kasus terlihat seperti huruf "X". Kodok ini memiliki selakangan yang berwarna merah muda hingga merah jingga. Kodok ini memiliki selaput yang sangat kecil, berada pada pangkal jari, sehingga tidak begitu nampak. Kodok ini sering bersembungi di balik serasah di hutan sekunder hingga hutan primer pada ketingga dibawah 1200 mdpl. Di Indonesia kodok ini dapat dijumpai di Kalimantan, Jawa, dan Sumatra.
Di Purbalingga, Leptophryne borbonica dapat ditemukan di hutan di lereng Gunung Slamet. Kabarnya sepupu dari Leptophryne borbonica, yaitu Leptophryne cruentata atau si Kodok Darah juga ditemukan di Gunung Slamet. Perlu diketahui bahwa L. cruentata merupakan hewan yang langka dan terancam punah dan dengan ditemukannya kodok ini di Gunung Slamet diharapkan semua pihak yang berkepentingan di Gunung Slamet ikut menjaga kelestarian keseimbangan ekosistem di Gunung Slamet agar kekayaan hayati yang kita miliki tidak punah.
0 comments :
Post a Comment